Minyak bumi atau petroleum dijuluki juga sebagai emas hitam adalah cairan kental berwarna coklat gelap atau kehijauan yang mudah terbakar yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks berbagai macam hidrokarbon sebagian seri alkana namun bervariasi pada komposisi, dan kemurniannya.
Petroleum menjadi bahan utama dalam proses pengolahan bahan bakar minyak. Sebagian besar aktivitas manusia memerlukan hasil olahan minyak bumi. Mulai dari bahan bakar minyak, LPG, aspal, sampai material dasar pembikinan plastik dan beberapa obat. Pada prosespengolahannya menjadi bahan bakar sudah pasti lewat proses yang lumayan panjang.
Yuk Baca supaya tahu lebih paham berkenaan proses-proses pemrosesan minyak bumi.
Asal Usul
Minyak bumi didapat dari sumur-sumur minyak di pertambangan minyak. Lokasi sumur-sumur minyak didapatkan setelah melalui proses studi geologi, analisis sedimen, karakteristik, struktur sumber, dan berbagai macam studi lainnya. Setelah itu, akan diproses di tempat pengilangan minyak dan dipisah-pisahkan hasilnya berdasarkan titik didih sehingga menghasilkan berbagai macam bahan bakar.
Bahan Bakar Minyak sendiri telah digunakan oleh manusia sejak zaman kuno dan sampai saat ini masih merupakan komoditas yang penting. Minyak jadi bahan bakar khusus sesudah ditemukan mesin pembakaran dalam makin majunya penerbangan komersil, dan bertambahnya pemakaian plastik.
Baca Juga:
Bahan Bakar Minyak BBM Solar Industri Non Subsidi Pertamina Bio Diesel B30
Lebih dari 4000 tahun lalu, menurut Herodotus dan Diodorus aspal sudah dipakai sebagai konstruksi dari tembok dan menara Babylon, sebagai bukti, ditemukannya beberapa beberapa lubang minyak di dekat Ardericca. Jumlah minyak yang besar ditemukan di tepi Sungai Issus salah satu anak sungai dari Sungai Eufrat. Tablet yang ditemukan dari Kerajaan Persia kuno menunjukkan bahwa kebutuhan obat-obatan dan alat penerangan bagi kalangan menengah ke atas berbahanbakar minyak.
Pada tahun 347, minyak didapatkan dari sumur-sumur yang digali hanya dengan menggunakan bambu. Pada tahun 1850 Ignacy Łukasiewicz menemukan bagaimana proses untuk mendistilasi minyak tanah dari minyak bumi sehingga memberikan alternatif yang lebih murah. Sesudah itu, penggunaan minyak sebagai bahan bakar penerangan meningkat signifikan di Amerika Utara. Proses pengeboran minyak kemudian meningkat sangat cepat di belahan dunia lainnya, terutama saat Kerajaan Rusia yang berkuasa.
Proses Pengolahan
Minyak bumi merupakan hasil dari peruraian (dekomposisi) material dari tumbuhan dan hewan di sebuah daerah yang subsidence dan terjadi secara perlahan.
Daerah tersebut biasanya merumakan lautan, batas lagoon di sepanjang pantai maupun danau dan rawa-rawa yang terdapat di daratan. Sedimen tersebut diendapkan bersama-sama dengan materi dengan kecepatan pengendapan sedimen yang harus cukup cepat sehingga setidaknya bagian materi organik itu dapat tersimpan dan tertimbun dengan baik sebelum terjadinya proses pembusukan. Di kondisi sirkulasi serta reduksi tertentu, akumulasi hidrokarbon banyak terdapat di bagian laut dalam. Waktu yang terus berjalan secara geologis dan daerah pengendapan ynag semakin terbenam ke bawah permukaan bumi.
Baca Juga:
Bahan Bakar Minyak Bbm Industri Non Subsidi Bio Dexlite Pertamina
Material organik yang terbenam semakin dalam akan mengalami tekanan dan suhu yang semakin tinggi. Proses tersebut menimbulkan perubahan kimiawi dari material organik. Perubahan material organik inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya campuran bahan hidrokarbon dengan komposisinya yang sangat kompleks, baik hidrokarbon yang berupa cairan, maupun yang berupa gas. Pada umumnya, minyak bumi biasa terendapkan dalam batuan sedimen berpori baik yang memiliki nilai porositas 45%. Minyak, gas, dan air akan terkumpul atau tersimpan di ruang dari batuan berpori tersebut. Oleh karena tekanan dan gaya buoyancy, maka fluida tersebut bergerak di dalam batuan perlahan-lahan.
Batuan yang dapat melepaskan fluida ini disebut dengan batuan yang permeabel. Permeabilitas batuan ini dapat memisahkan antara gas, minyak, dan air secara fisis, yakni akibat perbedaan densitasnya. Minyak dan gas yang berdensitas lebih ringan dari air akan bergerak naik sampai ke permukaan sebagai rembesan atau terperangkap di dalam jebakan itu lalu berhenti terakumulasi sampai perangkap itu penuh. Struktur kimia dari petroleum sangat heterogen, terdiri dari banyak rantai hidrokarbon dengan panjang yang berbeda-beda. Maka dari itu, minyak bumi dibawa ke tempat pengilangan minyak sehingga senyawa-senyawa hidrokarbon ini bisa dipisahkan dengan teknik distilasi dan proses kimia lainnya.
Hasil penyulingan minyak inilah yang digunakan manusia untuk berbagai macam kebutuhan. Jenis produk paling umum dari penyulingan minyak bumi adalah bahan bakar.
Jenis-jenis bahan bakar itu antara lain adalah:
- Elpiji, minus empat puluh derajat celcius
- Butana, minus duabelas sampai minus satu derajat celcius
- Bensin, minus satu sampai seratus delapan puluh derajat celcius
- Bahan bakar jet, seratus lima puluh sampai dua ratus lima derajat celcius
- Minyak tanah, dua ratus lima sampai dua ratus enam puluh derajat celcius
- Minyak bakar, dua ratus lima sampai dua ratus sembilan puluh derajat celcius
- Diesel, dua ratus enam puluh sampai tiga ratus enam belas derajat celcius.
Baca Juga:
Pertamina Dex Bahan Bakar Minyak Bbm Industri Non Subsidi
Jika disimpulkan, proses pengolahan minyak bumi dibagi menjadi 7 proses, yakni:
- Proses Destilasi
Bensin, kerosin, minyak dan gas biasanya akan melalui proses penyulingan pada tekanan atmosfer, fraksi-fraksi minyak pelumas akan mencapai suhu yang lebih tinggi dimana zat-zat hidrokarbon akan mulai terurai (biasanya kira-kira antara suhu 375-400 derajat celcius) karena itu akan lebih baik jika minya pelumas disuling dengan tekanan yang diturunkan. Pengurangan diperoleh dengan menggunakan sebuah pompa vakum (vacuum pump). - Proses Cracking
Proses pengolahan minyak bumi dengan cracking yakni dengan menguraikan molekul-molekul besar senyawa hidrokarbon menjadi molekul hidrokarbon dengan ukuran yang lebih kecil. Proses ini sering disebut juga dengan proses refinery. - Proses Reforming
Reforming merupakan proses konversi dari naptha untuk memperoleh produk yang memiliki bilangan oktan yang tinggi dalam proses ini biasanya menggunakan katalis rhenium, platinum dan chromium. - Proses Polimerisasi
Proses polimerisasi merubah produk samping gas hidrokarbon hasil crackingmenjadi hidrokarbon liquid yang bisa digunakan sebagai bahan bakar motor dan penerbangan yang memiliki oktan yang tinggi, bahan baku petro kimia. Bahan dasar utama dalam proses polimerisasi adalah olefin (hidrokarbon tidak jenuh) yang diperoleh dari cracking still. - Proses Akilasi
Proses Akilasi adalah eksotermik dan pada dasarnya sama dengan polimerisasi, hanya berbeda pada bagian-bagian dari charging stock need be unsaturated. Sebagai hasilnya adalah produk alkilat yang tidak mengandung olefin dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Metode ini didasarkan pada reaktivitas dari karbon tersier dari isobutan dengan olefin, seperti propilen, butilen dan amilen. - Proses Treating
Treating merupakan proses pemuarnian fraksi minyak bumi melalui tahap eliminasi bahan-bahan pengotor yang terlibat dalam proses pengolahan. Bahan-bahan yang dihilangkan pada proses treating ini antara lain adalah bau tidak sedap yang dihilangkan melalui proses copper sweetening dan doctor treating, parafin yang dihilangkan melalui proses solvent dewaxing, lumpur dan warna yang dihilangkan melalui proses acid treatment, aspal yang dihilangkan melalui proses deasphalting dan terakhir belerang melalui proses desulfurizing. Inti dari proses-proses ini adalah mengeliminasi bahan-bahan yang tidak memberikan mutu dalam proses pengolahan minyak mentah ini sehingga pada hasil akhirnya nanti mutunya akan bertambah. - Proses Blending
Proses minyak bumi pada tahapan terakhir adalah proses blending. Blending adalah proses yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas produk siap pakai dengan cara menambahkan bahan-bahan aktif ke dalam fraksi minyak bumi. Salah satu bahan aktif yang digunakan adalah TEL (tetraethyl lead). TEL ini merupakan bahan aditif yang digunakan untuk menaikkan oktan bensin. Setelah melalui proses ini maka hasil dari proses pengolahan minyak bumi mutunya menjadi lebih baik dan menjadi bahan yang siap pakai. Minyak bumi yang telah diolah melalui proses di atas, akan menghasilkan bahan siap pakai untuk kebutuhan sehari-hari. Mulai dari LPG sebagai hasil pengolahan gas cair dengan unsur hidrokarbon ruangan, bensin yang merupakan bahan bakar kendaraan bermotor, kerosin atau minyak tanah untuk menyalakan api, serta solar sebagai bahan bakar mesin diesel.
Baca Juga:
Solar Industri: Harga, Perbedaan, Jenis dan Peruntukannya
Proses pemesanan Bahan Bakar Minyak Industri Resmi, silahkan hubungi marketing representatif kami,
Bpk. Teguh
- Telp/WA: 0813-9396-1068
Ibu Rossi
- Telp/WA: 0812-2000-7959
Atau bisa datang langsung ke kantor kami:
GRAHA GADING WIRASAKA, Jl. Raya Cilangkap No.1, Cilangkap, Kec. Cipayung
Waktu Oprasional : Senin s/d Jumat, 7:00 s/d 17:00 WIB
Libur : Sabtu, Minggu dan Hari Besar Nasional